Tugas Softskil 1 Analisis Perilaku Konsumen Dalam Menentukan Pembelian Smartphone
Analisis
Perilaku Konsumen Dalam Menentukan Pembelian Smartphone
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Perkembangan arus globalisasi yang semakin cepat membuat keberadaan
telekomunikasi sebagai media penghubung menjadi sangat penting bagi masyarakat.
Hal ini dikarenakan semakin berkembangnya arus globalisasi maka menuntut
semakin cepatnya proses pertukaran informasi yang terjadi antar wilayah dan
negara, selain itu telekomunikasi juga berfungsi sebagai penghubung yang dapat
membuat jarak yang jauh menjadi dekat, dan dapat membuat orang semakin mudah
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.
Akan tetapi produk telephone selular dituntut untuk
dapat memberikan kemudahan, kenyamanan, hiburan bagi para penggunanya seperti:
Koneksi internet, email, social networking, streaming, musik, video,
mobile tv, games dan fitur-fitur lainnya kini menjadi andalan para produsen. Di
sisi lain para konsumen dihadapkan pada berbagai macam pilihan produk
yang masing-masing berlomba melakukan inovasi produk dengan tipe, model dan
teknologinya yang disesuaikan dengan kebutuhan profesi, gaya hidup dan minat
atau hobi penggunanya.
Indonesia, negara dengan penduduk lebih dari 250 juta jiwa merupakan pasar yang
besar dalam hal pengguna perangkat
komunikasi
(ponsel).Berdasar data
dari A sosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) bahwa jumlah
pelanggan seluler per tahun 2011
telah mencapai lebih dari 240 juta pelanggan, naik 60 juta pelanggan dibanding tahun 2010.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan
diatas, maka dapat diambil suatu perumusan masalah dalam penelitian ini yang
dianggap penting yaitu: Faktor apa yang paling besar pengaruhnya dalam
keputusan konsumen membeli smartphone?
1.3 Tujuan
penelitian
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor Faktor apa yang paling besar
pengaruhnya dalam keputusan konsumen membeli smartphone.
1.4 Manfaat
penelitian
hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak,
diantaranya sebagai berikut :
1. Bagi
penulis
dapat menambah
pengetahuan sebagai bekal dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh dibangku
kuliah
2. Bagi perusahaan
Diharapkan hasil
penelitian ini dapat memberikan informasi yang berharga bagi perusahaan dalam
mengelola strategi pemasaran agar lebih sesuai dengat tingkat perilaku
konsumen.
3. Bagi
Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat
membantu konsumen dalam memilih produk sesuai perilaku dan kebutuhan konsumen.
BAB II
PENDAHULUAN
2.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku
konsumen adalah proses yang dilalui seseorang dalam mencari, membeli,
menggunkan, mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide
yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya ( Schiffman dan Kanuk 2000).
Menurut
John C. Mowen dan Michael Minor perilaku konsumen adalah sebagai study tentang
unit pembelian dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi
berbagai produk, jasa dan pengalaman serta ide-ide.
Konsumen
dapat merupakan seorang individu maupun suatu organisas, mereka memiliki peran
yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereak mungkin berperan sebagai
initiator, influencer, buyer, payer atau yuser. Perilaku konsumen secara umum
dibagi menjadi dua yaitu perilaku konsumen yang bersifat rasional dan bersifat
irasional.
2.2 Faktor – Faktor Pembelian Konsumen
Menurut phillip Kotler
(2003:202) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat faktor,
diantaranya sebagai berikut:
1. Faktor
budaya
Budaya,
sub budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya
merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Anak-anak yang sedang
tumbuh akan mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku
dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya. Contonhya pada anak-anak
yang dibesarkan di Amerika Serikat sangat terpengaruh dengan nilai-nilai
sebagai berikut: prestasi, aktivitas, efisiensi, kemajuan, kenikmatan materi,
individualisme, kebebasan, humanisme, dan berjiwa muda.
Masing-masing
subbudaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi
dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya seperti kebangsaan, agama,
kelompok, ras, dan wilayah geografis.
Pada dasaranya
dalam sebuah tatanan kehidupan dalam bermasyarakat terdapat sebuah tingkatan
(strata) sosial. Tingkatan sosial tersebut dapat berbentuk sebuah sistem kasta
yang mencerminkan sebuah kelas sosial yang relatif homogen dan permanen yang
tersusun secara hirarkis dan para anggotanya menganut nilai, minat dan perilaku
yang serupa. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga
indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan, perilaku dalam berbusana, cara
bicara, rekreasi dan lain-lainya.
2. Faktor
Sosial
Selain faktor budaya, perilaku pembelian
konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial diantarannya sebagai berikut:
a. Kelompok
acuan
Kelompok
acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat diartikan sebagai kelompok yang
yang dapat memberikan pengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap
sikap atau perilaku seseorang tersebut. Kelompok ini biasanya disebut dengan
kelompok keanggotaan, yaitu sebuah kelompok yang dapat memberikan pengaruh
secara langsung terhadap seseorang. Adapun anggota kelompok ini biasanya
merupakan anggota dari kelompok primer seperti keluarga, teman, tetangga
dan rekan kerja yang berinteraksi dengan secara langsung dan terus menerus
dalam keadaan yang informal. Tidak hanya kelompok primer, kelompok sekunder
yang biasanya terdiri dari kelompok keagamaan, profesi dan asosiasi perdagangan
juga dapat disebut sebagai kelompok keanggotaan.
b. Keluarga
Dalam
sebuah organisasi pembelian konsumen, keluarga dibedakan menjadi dua bagian.
Pertama keluarga yang dikenal dengan istilah keluarg orientas. Keluarga jenis
ini terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang yang dapat memberikan
orientasi agam, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta.
Kedua, keluarga yang terdiri dari pasangan dan jumlah anak yang dimiliki
seseorang. Keluarga jenis ini biasa dikenal dengan keluarga prokreasi.
c
Semakin tinggi peran seseorang didalam sebuah organisasi maka akan semakin
tinggi pula status mereka dalam organisasi tersebut dan secara langsung dapat
berdampak pada perilaku pembeliannya. Contoh seorang direktur di sebuah
perusahaan tentunya memiliki status yang lebih tinggi dibandingkan dengan
seorang supervisor, begitu pula dalam perilaku pembeliannya. Tentunya, seorang
direktur perusahaan akan melakukan pembelian terhadap merek-merek yang berharga
lebih mahal dibandingkan dengan merek lainnya.
3. Pribadi
Keputusan
pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakterisitik pribadi diantaranya usia
dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta
kepribadian dan konsep-diri pembeli.
a. Usia
dan siklus hidup keluarga
Orang membeli barang
dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya yang dimana setiap kegiatan
konsumsi ini dipengaruhi oleh siklus hidup keluarga.
b. Pekerjaan
dan lingkungan ekonomi
Pekerjaan
dan lingkungan ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pola konsumsinya. Cotohnya,
direktur perusahaan akan membeli pakaian yang mahal, perjalanan dengan pesawat
udara, keanggotaan di klub khusus, dan membeli mobil mewah. Selain itu,
biasanya pemilihan produk juga dilakukan berdasarkan oleh keadaan ekonomi
seseorang seperti besaran penghasilan yang dimiliki, jumlah tabungan, utang dan
sikap terhadap belanja atau menabung.
c. Gaya
hidup
Gaya
hidup dapat di artikan sebagai sebuah pola hidup seseorang yang terungkap
dalam aktivitas, minat dan opininya yang terbentuk melalui sebuah kelas sosial,
dan pekerjaan. Tetapi, kelas sosial dan pekerjaan yang sama tidak menjamin
munculnya sebuah gaya hidup yang sama. Melihat hal ini sebagai sebuah peluang
dalam kegiatan pemasaran, banyak pemasar yang mengarahkan merek mereka kepada
gaya hidup seseorang. Contohnya, perusahaan telepon seluler berbagai merek
berlomba-lomba menjadikan produknya sesuai dengan berbagai gaya hidup remaja
yang modern dan dinamis seperti munculnya telepon selular dengan fitur
multimedia yang ditujukan untuk kalangan muda yang kegiatan tidak dapat lepas
dari berbagai hal multimedia seperti aplikasi pemutar suara, video, kamera dan
sebagainya. Atau kalangan bisnis yang menginginkan telepon selular yang dapat
menujang berbagai kegiatan bisnis mereka.
d. Kepribadian
Setiap
orang memiliki berbagai macam karateristik kepribadian yang bebeda-beda yang
dapat mempengaruhi aktivitas kegiatan pembeliannya. Kepribadian merupakan ciri
bawaan psikologis manusia yang berbeda yang menghasilkan sebuah tanggapan
relatif konsiten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya.
Kepribadian biasanya digambarkan dengan menggunakan ciri bawaan seperti
kepercayaan diri, dominasi, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri dan
kemapuan beradaptsi (Harold H kasarjian 1981:160). Kepribadian dapat menjadi
variabel yang sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen.
Hal ini disebakan karena beberapa kalangan konsumen akan memilih merek yang
cocok dengan kepribadiannya.
4. Psikologis
Terakhir, faktor yang dapat
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen adalah faktor psikologis.
Faktor ini dipengaruhi oleh empat faktor utama diantaranya sebagai berikut:
a. Motivasi
Seseorang
memiliki banyak kebutuhan pada waktu-waktu tertentu. Beberapa dari kebutuhan
tersebut ada yang muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, dan rasa
ketidaknyamanan. Sedangkan beberapa kebutuhan yang lainnya dapat bersifat psikogenesis;
yaitu kebutuhan yang berasal dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan
pengakuan, penghargaan atau rasa keanggotaan kelompok.
b. Persepsi
Seseorang yang
termotivasi siap untuk segera melakukan tindakan. Bagaimana tindakan
seseorang yang termotivasi akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap
situasi tertentu. Persepsi dapat diartikan sebagai sebuah proses yang digunkan
individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi
guna menciptakan sebuah gambaran (Bernard Barelson, dalam Kotler 2003:217).
2.3 Keputusan Pembelian
Suatu keputusan dapat
dibuat hanya jika ada beberapa alternatif yang dipilih. Apabila alternatif pilihan
tidak ada maka tindakan yang dilakukan tanpa adanya pilihan tersebut tidak
dapat dikatakan membuat keputusan. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:181),
keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai dari
berbagai alternatif yang ada, tetapi dua faktor bisa berada antara niat
pembelian dan keputusan pembelian.
Proses keputusan
pembelian yang spesifik menurut Kotler dan Armstrong (2008:179) terdiri dari
urutan kejadian berikut: pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Secara rinci
tahap-tahap ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pengenalan
masalah, yaitu konsumen menyadari akan adanya kebutuhan. Konsumen menyadari
adanya perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang di harapkan.
2. Pencarian
informasi, yaitu konsumen ingin mencari lebih banyak konsumen yang mungkin
hanya memperbesar perhatian atau melakukan pencarian informasi secara aktif.
3. Evaluasi
alternatif, yaitu mempelajari dan mengevaluasi alternatif yang diperoleh
melalui pencarian informasi untuk mendapatkan alternatif pilihan terbaik yang
akan digunakan untuk melakukan keputusan pembelian.
4. Keputusan
membeli, yaitu melakukan keputusan untuk melakukan pembelian yang telah
diperoleh dari evaluasi alternatif terhadap merek yang akan dipilih.
5. Perilaku
sesudah pembelian, yaitu keadaan dimana sesudah pembelian terhadap suatu produk
atau jasa maka konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau
ketidakpuasan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas
telah didapatkan beberapa kesimpulan mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi
keputusan konsumen dalam pemilihan produk. Faktor – faktoryang sangat
berpengaruh dalam keputusan konsumen tersebut, sebagai berikut :
1. Faktor
budaya
Budaya, sub budaya, dan
kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu
keinginan dan perilaku paling dasar.
2. Faktor
Sosial
Selain faktor budaya,
perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial diantarannya
sebagai berikut:
a. Kelompok
acuan
Kelompok acuan dalam
perilaku pembelian konsumen dapat diartikan sebagai kelompok yang yang dapat
memberikan pengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau
perilaku seseorang tersebut.
b. Keluarga
Dalam sebuah organisasi
pembelian konsumen, keluarga dibedakan menjadi dua bagian. Pertama keluarga
yang dikenal dengan istilah keluarg orientas
c. Keluarga
Dalam sebuah organisasi
pembelian konsumen, keluarga dibedakan menjadi dua bagian. Pertama keluarga
yang dikenal dengan istilah keluarg orientas.
3. Pribadi
Keputusan
pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakterisitik pribadi diantaranya usia
dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta
kepribadian dan konsep-diri pembeli.
Komentar
Posting Komentar