TANGGUNG
JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
1.
Pengertian
Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan
nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntutan dan pedoman berperilaku
dalam menjalankan kegiatan perusahaan atau berusaha. Etika bisnis sangat
penting untuk mempertahankan loyalitas stakeholder dalam membuat
keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan persoalan perusahaan.
Sistem bisnis beroperasi dalam suatu lingkungan dimana perilaku etis,
tanggungjawab social, peraturan pemerintah dan perundangan saling berkaitan
satu sama lain.
Stakeholder Etika dalam bisnis diantaranya sebagai berikut:
a. Konsumen; konsumen berkepentingan terhadap perilaku etis perusahaan
berhubungan dengan produk.
b. Karyawan; merupakan sumber ekonomi perusahaan yang penting.
c. Investor penanam modal ; berkepentingan terhadap jaminan pengembalian dana
yang dinvestasikan dalam kegiatan usaha perusahaan
d. Pemilik dan manajemen; berkepentingan menjalankan kegiatan manfaat kepada
pemilik , manajemen serta stakeholder.
e. Pemasokbahan-bahan; pemasok berkepentingan terhadap perilaku etis
berbubungan dengan kemampuan perusahaan dalam memberikan kelancaran hubungan
dengan pemasok.
f. Organisasi pekerja; berkepentingan terhadap kemampuan perusahaan untuk
menjamin atau memenuhi kewajiban untuk kehidupan para karyawan.
g. Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha; pemerintah dalam
mengatur kelancaran usaha melalui berbagai kebijakan.
h. Bank penyandang dana perusahaan atau kreditur; bank maupun kreditur
merupakan sumberdana bagi kelancaran usaha perusahaan.
i.
Investor
penanam modal; berkepentingan terhadap jaminan pengembalian dana yang
didinvestasikan dalam kegiatan perusahaan
j.
Masyarakat;
merupakan pihak yang mengamati kehidupan perusahaan dan adakalanya
memperngaruhi bisnis.
k. Kelompok khusus atau mitra usaha; merupakan relasi usaha yang dapat
bekerjasama dalam kegiatan operasional perusahaan.
Salah satu paham mengenai bisnis umum adalah
kontradiksi antara etika, tanggungjawab social dan laba. Seperti yang dikatakan
pendiri bisnis , “sangat mungkin untuk menjadikan hidup layak tanpa
membahayakan integritas perusahaan, perseorangan dan lingkungan.” ( Hodgeett &
Kuratko, 1991). Manfaat perusahaan berprilaku etis adalah:
1.
Suatu
perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan dengan
reputasi.
2.
Kerangka
kerja yang kokoh memandu para manajer dan karyawan perusahaan sewaktu
berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja perusahaan
yang semakin komplek.
3.
Perusahaan
yang etis dan memiliki tanggung jawab social mendapatkan rasa hormat dari
stakeholder.
4.
Banyak
perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab sosial dapat menambah
uang dalam bisnis mereka.
Secara logika ekonomi (pencarian laba)
mendominasi dalam pengambilan keputusan bisnis, tetapi konsekuensi tersebut
juga memiliki konsekuensi terhadap kemanusiaan (pekerja, supplier, konsumen,
maupun kehidupan sosial). konsekuansi pengambilan keputusan tersebut akan
menentukan eksistensi perusahaan kedepan. Keputusan etika yang tepat sesuai
dengan keinginan perusahaan dan stakeholder akan memberikan beberapa keuntungan
sepertiimage yang baik, reputasi disamping laba dalam jangka panjang ( Hunger
& Whellen,2000; Cullen, John,2005).
2.
Dilema Etika
Dalam Manajemen
Etika muncul disebabkan oleh banyak faktor,
antara lain: ( Hunger & Whellen, 2000: Kuratko & Hodgetts, 2007).
1.
Perbedaan
norma dan nilai budaya yang berbeda untuk setiap Negara, bahkan secara
geografis maupun etnis.
2.
Tahap
perkembangan nilai universal,yakni perkembangan moral yang terbentuk dari
keinginan pribadi untuk memperhatikan nilai univerasal. Perkembangan moral
individu berjalan melalui tahap preconvetional, conventional, sampai
tahap principle
3.
Nilai-nilai
individu dalam praktik manajemenperusahan, baik manjemen puncak maupun
stakeholder.
4.
Tantangan
kuatnyamashabrelativisme moral yang mengatakan bahwa moral bersifat relative
pada pribadi, sosial dan budaya.
Studi empiris Shailendra, et .
al, (1997), menmukan empat faktor dilemma etika diantaranya: conflict of
interest , personality traits, social responsibility to stakeholder dan level
of openness.
Hunger & Whellen, (2000)
member solusi pendekatan dasar yang dapat digunakan sebagai titik awal
pertimbangan pengambilan keputusan etika adalah:
1.
Pendekatan
Utilitarian
2.
Pendekatan
hak individu
3.
Pendekatan
keadilan
3.
Perilaku
Perusahaan Terhadap Tanggung Jawab Sosial
Dimension of Behaviour
|
Stage One: Social Obligation
|
Stage Two: Social
Responsibility
|
Stage Three : Social
Responsiveness
|
Response to social presures
|
Maintains low public profile, but if attaced, user PR methods, to upgrate
its public image: denies any deficiencied, blame public dissatisfaction on
ignorance or failure to understand corporate functions:discloses information
only where legally required
|
Accept responsibility for solving current problems;will admit
deficiencies in former practices meet social norm;attitude toward critics
conciliatory; freer information disclosures than stage one
|
Willingly discuses activities with outside group; makes information
freely available to the public; accepts formal and informal inputs from
outside groups in decision making; is wiling to be publicly evaluated for its
various activities
|
Philanthropy
|
Contributes only when direct benefit to it clearly shown:otherwhise, view
contributions as responsibility of individual employees
|
Contributes to non controversial and established causes; matches employee
contributions
|
Activities of stage two, plus support and contributions to new,
controversial groups whose needs it sees as unfulfilled and increasingly
important
|
Perusahaan
yang dapat berjalan dengan baik/survival memasuki tahap dua dan tiga dalm
respon tanggung jawab sosial. Aktivitas perusahaan sudah memasukan program
tanggung jawab sosial, proaktif memiliki keinginan mengevaluasi setiap
aktivitas yang berhubungan dengan publik ( social responsiveness ). Setiap
keputusan manajer perusahaan mempertimbangkan keinginan stakeholder (
penyesuaian inside group dan outside group ) sebagai bagian integral dari
kehidupan perusahaan.
Keputusan
Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Dalam
pengambilan keputusan etika banyak model dapat digunakan untuk membuat
keputusan etika, apakah perilaku dalam praktik nantinya etis atau tidak etis.
Zimmmerer (1996) memberikan prinsip-prinsip umum etika yang mengarahkan
perilaku, yaitu :
1.
Kejujuran.
Pengusaha harus memiliki prinsip penuh kepercayaan, bersikap jujur, tidak
melakukan kecurangan, tidak berbohong,tidak mencuri.
2.
Integritas.
Memegang prinsip kebenaran, melakukan kegiatan dengan terhormat, berani dan
penuh pendirian.
3.
Memelihara
janji. Pengusaha yang baik selalu memegang janji, mentaati janji, penuh
komitmen dan dapat dipercaya.
4.
Kesetiaan. Hemat
dan loyal kepada keluarga, perusahaan, bangsa dan negara. Mampu memegang
rahasia dan melakukan kegiatan secara tepat dalam konteks profsional.
5.
Keadilan.
Berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia mengakui kesalahan dan kebaikan orang
lain, toleransi terhadap keberagaman.
6. Suka
membantu orang. Saling membantu, suka menolong, memiliki belas kasihan terhadap
orang lain maupun masyarakat.
7. Hormat
kepada orang lain. Menghormati martabat orng lain, menghormati hak dan
kebebasan orang lain.
8. Kewarganegaraan
yang bertanggung jawab. Berlaku sebagai warga negara yang baik, mentaati aturan
agama, negara, penuh kesadaran sosial.
9. Mengejar
keunggulan. Melakuakan kegiatan dengan baik sesuai kemampuan dan kompetensi.
Mengejar keunggulan dalam segala hal dan penuh komitmen.
10. Dapat
dipertanggung jawabkan. Segala kegiatan atau aktivirtas dapat
dipertanggungjawabkan secara moral, legal formal.
Michael
Bonner, et.al.,(1987) memunculkan model proses pengambilan keputusan etika
dengan memasukkan elemen sumber daya perusahaan dan lingkungan eksteren bagi
penentu perilaku etis. Beberapa elemen tersebut adalah lingkungan kerja,
lingkungan pemerintah dan legal formal, lingkungan sosial, profesional,
personal dan atribut individu.
Dalam
aplikasi, pengambilan keputusan etika mempergunakan rantai keputusan konsep
overwhelming factor ( faktor yang menekan/situasional), yang pada situasi
tertentu membenarkan tindakan mengesampingkan salah satu atau beberapa elemen
tersebut.
Disini
kebijakan manajer berperan. Jika pada suatu situasimuncul faktor penekan, maka
aturan yang digunakan adalah prinsip efek ganda. Jika alternatif yang dipilih
dimaksudkan untuk memaksimumkan akibat yang baik dan meminimumkan akibat yang
jelek, maka menajer perusahaan yang membuat keputusan memiliki kecenderungan mendapat
simpati, jika keputusan tersebut dipermasalahkan secara legal formal (
Donaldson, Thomas, 1989; Bonner, et.al,. 1987: William, 1991)
Cullen , B.
John (2005:129) memberikan model alur analisis pengambilan keputusan etika
perusahaan secara lebih rinci, sebagai berikut :
1. Analisis ekonomi (economic analysis). Analisis ekonomi digunakan untuk
mengetahui kemampuan bisnis dalam mendatangkan profit sebagai bentuk tanggung
jawab ekonomi kepada stakeholder.
2. Analisis legal (legal analysis). Analisis legal fokus pada kesesuaian
operasional perusahaan (rules of the games) dengan legalitas formal antar
Negara (host or home country law).
3. Analisis etika organisasi (organizational ethical analysis). Analisis etika
organisasi digunakan untuk kesesuaian budaya organisasi perusahaan dengan etika
yang diterapkan.
4. Analisis sensitivitas budaya (cultural sensitivity analysis). Analisis
sensitivitas budaya digunakan untuk kesesuaian etika dengan budaya local di
mana perusahaan beroperasi.
5. Analisis personal (personal analysis). Dan analisis personal focus pada
kesesuaian dengan moral dan kepercyaan personal stakeholder.
Tantangan perkembangan
lingkungan dan respon yang cepat dari masyarakat akan peran serta perusahaan
terhadap kehidupan social,mengharuskan perusahaan cepat aktif dalam aktifitas
tanggung jawab social. Hawken dan McDonough (1993) dalam Koratko and Hodgetts
(2007)memberikan langkah awal secara praktis dan strategis guna kepekaan
terhadap tanggung jawab social. Enam langkah menuju bisnis yang baik (seven
step to doing good bussines):
1. Melakukan
efesiensi dengan pemotongan biaya yang tidak perlu (eliminate the concept of
waste).
2. Memperbaiki
system pertanggung jawaban (restore accountability).
3. Produk yang
dihasilkan mereflesikan biaya yang dikeluarkan (make prices reflect cost)
Standar etika perusahaan
1. Ciptakan kepercayaan perusahaan. Pengusaha menciptakan norma atau
kepercayaan dan tanggung jawab etikanya.
2. Kembangkan kode etik. Membuat pernyataan tertulis mengenai standar prilaku
dan prinsip etis atau di kenal dengan dengan kode etik yang di harapkan mampu
memberikan perilaku standar minimal yang di harapkan dari manajemen. Kode
etik memuat jenis perilaku yang di harapkan dan memberikan kongkrit di
perusahaan bagaimana berprilaku secara etis setiap hari dalam perusahaan.
3. Menjalankan kode etik secara adil dan konsisten. Pihak manajemen harus
menjalankan perilaku etis setiap hari dan manajer wajib memberikan hukuman
apabila ada yang melanggar kode etik tersebut.
4. Mempekerjakan orang yang tepat. Perilaku etis yang diharapkan tergantung
perseorangan yang di sertai nilai moral yang tinggi membantu pencapaian
perilaku yang etis.
5. Adakan pelatihan etika. Membangun dan mempertahankan standar etika. Program
pelatihan akan menimbulkan kepedulian perilaku etis dan meningkatkan sistem
nilai perusahaan.
6. Lakukan audit etika secara periodik. Melakukan penilaian secara periodik
terhadap pelaksanaan etika perusahaan.
7.
Pertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku etis
8. Pemimpin memberikan contoh perilaku etis setiap saat sehingga merupakan
tolak ukur perilaku bawahan.
9. Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah. Karyawan diberikan
kesempatan memberikan respon, tanggapan, melaporkan kepada atasan yang tidak
etis. Sedangkan pemimpin memberikan keleluasaan kepada bawahan untuk merespon
pelaksanaan perilaku etika tersebut
10. Libatkan karyawan dalam
mempertahankan standar etika. Bawahan dilibatkan dalam perancangan dan
implementasi etika dalam perusahaan. Bawahan diberikan kesempatan untuk
menawarkan umpan balik mengenai standar etika yang ditetapkan.
Komentar
Posting Komentar